Namun, kunjungilah Pulau Biawak. Pesona alam
merupakan anugerah Tuhan bagi pulau yang berjarak sekitar 40 kilometer
dari pantai utara Indramayu ini. Airnya bening dan pasirnya putih
seperti kebanyakan pantai di kawasan selatan. Daratan seluas 120 hektar
ini juga kaya dengan tanaman bakau yang hijau dan rapat dipandang dari
ketinggian.
Sedikitnya ada dua nama lain yang lazim digunakan
untuk menyebut Pulau Biawak, yakni Pulau Rakit dan Pulau Menyawak.
Karena itu, Anda tak perlu berdebat ketika orang menyebut nama selain
Pulau Biawak. Petugas menara suar yang tinggal di sana, Slamet Riyanto,
mengatakan, sebelumnya ada lagi sebutan untuk Pulau Biawak, yakni Pulau
Bompyis, yang merupakan nama warisan penjajah Belanda. "Kalau tidak
salah, nama Pulau Rakit diubah menjadi Pulau Biawak pada tahun 1980-an,"
kata Slamet yang bertugas di sana bersama seorang temannya.
Habitat biawak
Sesuai dengan namanya, pulau ini merupakan habitat
biawak (Varanus salvator). Konon reptilia itu sudah ada sejak pulau
tersebut didatangi manusia pada lebih dari satu abad yang lalu. Belum
ada penghitungan yang memberikan data pasti tentang jumlah binatang itu.
Namun, jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan ekor. Mereka hidup di
rawa-rawa dan semak-semak hutan bakau yang keberadaannya mendominasi
daratan itu.
Biawak-biawak tersebut tidak jinak. Namun, "mereka
tidak menyerang kalau tidak kita ganggu," kata Dulrokhim (61), nelayan
Indramayu yang tengah berada di sana. Dulrokhim menambahkan, biawak
biasanya juga mampir ke kawasan rumah penjaga menara suar, terutama saat
ada nelayan yang singgah membawa ikan. "Mungkin bau amis ikan itu yang
mengundang mereka datang," kata Dulrokhim. Meski tidak jinak, lanjutnya,
ada beberapa biawak yang tak segera lari kalau didekati. "Mungkin sudah
terbiasa. Jadi, tidak takut lagi terhadap manusia," kata Dulrokhim
lagi.
Saat kunjungan Kompas awal November lalu, ada
beberapa biawak yang keluar dari kerimbunan hutan bakau. Seekor di
antaranya bahkan cukup besar, panjangnya sekitar 1,5 meter. Tubuhnya
dibalut kulit warna coklat kehitaman dan dipenuhi bintik-bintik kuning.
Menurut Dulrokhim, hanya biawak jenis itu yang sering ia jumpai. Namun,
tak hanya biawak yang merupakan kekayaan fauna lingkungan Pulau Biawak.
Banyak juga burung yang melintasi angkasa pulau tersebut, antara lain
cangak laut (Ardea sumatrana), trinil pantai (Bubulcus ibis), dan burung
udang biru (Alcedo Caerulenscens).
Sumber: liburan.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar