Terkadang rasa takut membatasi langkah manusia untuk melakukan
perjalanan dan berpetualang. Namun pesona keindahan alam dan keunikan
budaya begitu menggoda, sayang untuk dilewatkan. Perjalanan tidak hanya
menawarkan kesenangan tapi memberikan banyak pengalaman batin. Bertemu
orang dengan latar belakang budaya dan sosial yang berbeda, meyakinkan
bahwa keragaman itu indah.
Keindahan pulau-pulau di sebelah barat Sumatra bagai candu. Sekali
mencoba rasanya ingin terus menikmatinya, menelisik tiap sisi sampai ke
dasar laut. Berada di zone subduksi lempeng Euroasia pulau-pulau di
sebalah barat Sumatra rawan gempa dan tsunami. Sebagai contoh Simeulue,
pulau penghasil lobster hampir tiap hari merasakan gempa kecil akibat
pergerakan lempeng kulit bumi. Namun keelokanya tidak menggetarkan
orang untuk menyambanginya.
Pertama kali mengenal pulau di sebelah barat Sumatra penghujung tahun
2011. Bersama komunitas Backpacker Medan melewati tahun baru 2012 di
Pulau Weh selama 4 hari. Menjelajah setiap sudut pulau di ujung barat
Indonesia. Mulai dari pantai Kasih, Anoi Hitam, Sumur Tiga, Iboih, dan
Gapang. Lalu melepas sunset terakhir tahun 2011 di nol
kilometer. Semua pantai di pulau Weh menawarkan pasir putih dan air laut
biru jernih. Belum lagi gumpalan awan bak kapas mengembang di angkasa
biru. Membuat saya makin jatuh cinta dengan pulau ini.
Tidak sampai dua bulan , rasa rindu menuntun saya menuju pulau cantik di
sebelah barat Sumatra. Gugusan Kepulauan Banyak di Aceh Singkil telah
lama ditinggalkan wisatwan domestik. Paska gempa Aceh tahun 2004 dan
Padang tahun 2009 ketinggian air laut naik hingga satu meter. Pohon
kelapa di pinggir pantai terendam air lalu mati meranggas . Namun rasa
gentar tidak berlaku bagi wisatawan mancanegara. Seperti pasangan suami
istri asal Australia, Amie dan Brandon . Keduanya datang dari negeri
kangguru hanya untuk menikmati ekostika Pulau Palambak di Kepulauan
Banyak. Bang Erwin pemilik sekaligus pengelola pulau berkata bahwa cottage-nya selalu dipenuhi bule saat musim panas tiba. Mereka melakukan aktivitas outdoor , seperti : surfing, snorkling, canoeing, hopping dan trekking keliling pulau. Beberapa pulau kecil dijadikan private island tempat bulan muda pasangan pengantin baru.
Perjalanan panjang Jambi-Medan 27 jam, Medan-Aceh Singkil 8 jam dan Aceh
Singkil-Pulau Balai 3 jam terbayar lunas menyaksikan keindahan
Kepulauan Banyak. Menginap dua malam di pulau Palambak salah satu pulau
tercantik di sini dan hopping ke pulau-pulau di sekitarnya. Menyaksikan biota dari atas permukaan laut berwarna hijau toska tanpa snorkel.
Tembus pandang seperti memandang aquarium di alam bebas. Penyu hijau
berenang bebas di antara terumbu karang . Kedamaian menyeruak
menghilangkan rasa khawatir bahwa gempa dan tsunami bisa datang kapan
saja
Puas menjelajah utara pulau Sumatra, bulan Mei kembali ke kampung
halaman yang berada di selatan pulau Sumatra, Propinsi Lampung. Kembali
Menjelajah pulau andalas tapi dengan gaya sedikit berbeda yaitu bikepacker.
Mengendarai sepeda motor menyisir bukit barisan di Lampung Barat menuju
pantai di Krui. Kembali eksotika pantai pasir putih dengan laut dan
langit biru menggoda. De Ja vu, pantai Tanjung Setia di Lampung Barat merupakan salah satu spot surfing
terbaik di dunia dengan panjang gulungan ombak bisa mencapai 30 meter.
Tepat di sebelah baratnya pulau pisang dengan keindahan mirip pulau Weh
dan Banyak kembali menggoda. Sayang , kali ini tidak bisa menyapanya
karena ombak tinggi.
Obsesi akan pulau-pulau di sebelah barat Sumatra semakin dalam. Simelu,
Nias dan Mentawai masuk daftar jelajah tahun 2012. Namun belum berjodoh
sampai tahun 2012 berakhir tidak satupun terwujud . Dinas luar kota dan
tawaran travelling dadakan merusak budgeting dan schedule yang sudah disusun rapih. Berharap tahun 2013 bisa menyambangi pulau di barat Sumatra yang cantik namun berbahaya. Melewati perjalanan menembus batas rasa takut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar